Haduh udah lama gak nulis... terlalu sibuk di pekerjaan, yang menjauhkan saya dari laptop dan internet. sekarang sudah mulai senggang lagi, dan mari menulis lagi :D. beberapa waktu lalu saya habis mendaki gunung Merapi, Suatu gunung yang terletak di ujung utara kota Yogyakarta. Gunung dengan ketinggian 2.968 m dpl per 2006 yang selalu saya cintai.
Ini sedikit tentang merapi, saya copas dari wikipedia "Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak 1989 dan seterusnya.[3] Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi perkembangan Merapi dalam empat tahap.[4] Tahap pertama adalah Pra-Merapi (sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 - 8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik. Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit. Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan pengamatan lapisan tefra."
Bukan tentang geologi ataupun sejarah sejarah dimasa lalu yang ingin saya bahas disini, namun pengalaman saya mengenai merapi itu sendiri. Merapi mengalami letusan besar pada tahun 2010, yang menghancur kan beberapa desa di bagian selatan nya. Erupsi tersebut pun telah membuat banyak perubahan morfologi di bagian Gunung Merapi itu sendiri. perubahan-perubahan yang saya rasakan itu ingin saya bagi disini.
pic : kerusakan erupsi Merapi tahun 2010, gambar dari google |
Sebelum erupsi 2010, saya terakhir kali mendatangi merapi pada tahun 2008 via Selo. Selo merupakan jalur pendakian gunung Merapi lewat utara. waktu itu saya mendaki pada pendakian massal yang diselenggarakan oleh Kapala Magmagama, organisasi pecinta alam di kampus ku. 4 tahun kemudian, saat 12-13 Mei 2012, saya melakukan perjalanan kembali ke gunung ini, oh damn, 4 tahun yang lalu ternyata. Apa yang saya rasakan dahulu dengan sekarang sungguh banyak perubahan. bukan hanya morfologi sang Gunung, tapi perbedaan fisik juga. Aaaaah setelah 4 tahun, saya senang sekali bisa kembali kegunung ini.
Dimulai dengan keinginan yang keras, namun tidak ada teman lagi yang bisa saya andalkan untuk menemani saya naik gunung. Saat masih kuliah, bukan teman yang menjadi masalah, namun ongkos.. haha.... akhirnya saya bertemu dengan teman sma saya, kamto. Kami cukup dekat, dan syukurnya dia masih di Jogja. saya ajak dia dan dia mau... asik punya teman.!!!! dengan kebulatan tekat, kalopun nanti tidak ada teman lain yang mau ikut, berdua pun akan kami lakukan. Cari cari cari dan cari, akhirnya kita dapat 4 peserta lagi, Kak Pras, Kondom, Fakuh, Bantul. yaaaak berangkaaat!!!!!
big thanks to kondom yang saat itu menjadi tim perlengkapan, alias bawaannya paling banyaaak!! haha....
Tim di depan basecamp Merapi : dari palig kanan, Kamto, Kondom, kak Pras, Fakuh, Bantul, dan saya |
Dengan hanya berbekal daypack di badan saya, kita memulai pendakian mulai pukul 22.00 (kalo gak salah, kemaren gak bikin catetan :p). Sudah lama gak naik gunung, waaaa perasaan saya senang sekali, namun spertinya kondisi saya kurang fit waktu itu, apa daya semangat sudah sampai ubun ubun, maka lanjut teruuussss!!! haha...
1 jam pertama pendakian, aduh berat sekali, nafas ngos ngosan, kepala keliyengan, dada sesak, langkah berat. Sempat terpikir, aduh bakal sampai puncak atau tidak ini. waduh apa yang terjadi sama fisik ku?? kebanyakan rokok kah?? 1 jam pertama yang berat, yang tidak pernah saya alami sebelumnya saat mendaki gunung.
jam jam berikutnya saya sudah bisa mengikuti irama pendakian, rupanya tubuh saya kaget dengan suasana seperti ini. seperti dulu selalu menyanyi sambil melangkah, detiemani suara angin menerpa pohon, bintang, dan hawa dingin menerpa wajah... aaaaah indaaaaah :)
langkah demi langkah saya menikmati pendakian ini hingga sampai di pasar bubrah, langsung disambut angin kencang dan kabut tebal. kita cepat cepat mendirikan tenda dan memasak, kemudian tiduuur :D
kondisi pasar bubrah waktu itu pukul 9:11 |
Tim pertama berangkat, Kamto, Fakuh, Bantul |
merapi ceraaah.... 14.08 |
Pagi nya, kabut masih tebal, perjalanan ke puncak kita pending dulu, sampai jam 11, kamto, fakuh, dan bantul memutuskan untuk berangkat. karena kabut tebal dan angin kencang masih ada, saya males ke puncak, karena gak bakal bisa menikmati apa apa. aku, kondom, kak pras standbye di tenda. Namun pada pukul 14.00 merapi ceraaaaah, puncak kelihatan dari pasar bubrah, langsung tanpa pikir panjang, aku, kondom, dan kak Pras langsung muncak, padahal tim pertama yang berangkat belum sampai tenda.
Langsung cusssss... kurang lebih 1 jam perjalanan ke pncak, ditengah jalan kita bertemu tim pertama, dan biasa, foto foto... :D
Tim pertama |
oh iya, puncak garuda sudah tidak ada, sudah hilang akibat erupsi saya rasa, nih ada di foto pada tahun 2008, sekarang cuma bisa sampai di bibir kawah. sampai puncak, foto2 lagi!! hahaha....
saya narsis sebentar yaaa.... pake batik ituuu!!! :D |
Kondom, di belakang nya terlihat lebih tinggi, tapi sepertinya tidak aman untuk di daki, tanpa meggunakan perlengkapan panjat |
gambar sebelah kiri merupakan puncak Garuda tahun 2008, sebelah kanan adalah bibir kawah pada 2012
yang menarik di kubah merapi nya sendiri, dilihat dari pasar bubrah, pada tahun 2008 penuh oleh bongkahan batu runcing2, dengan besaran variasi (dari sebesar kepalan, sampai sebesar kamar kos mahasiswa). kini lebih di dominasi oleh batuan, hasil aliran atau intrusi magma, sehingga lebih mulus, walaupun bongkahnya masih terlihat.
dari pasar bubrah tahun 2008 |
Dari pasar bubrah tahun 2012 |
Bagian yang paling saya suka adalah ketika turun, dari puncak ke pasar bubrah, melewati pasir pasir, sehingga kaki tidak sakit, cuma butuh waktu 10 menit untuk turun, hihi
Hamparan pasir ketika turun dari puncak, namun ini merupakan cikal bakal terjadinya aliran lahar apabila turun hujan deras |
setelah sesaat menikmati puncak, kemudian kita turun, dan pulang ke jogja, sungguh perjalanan yang tak terlupakan, seperti biasa, badan pegel-pegel sampai seminggu setelah pendakian. tapi ini benar benar menyenangkan, dan damai.... sampai jumpa lagi merapi... :D
Sampai jumpa lagi Merapi :) |
No comments:
Post a Comment